Even ini bertajuk resmi “Ekatama Women Chess Match”. Ekatama adalah sebuah grup perusahaan yang bergerak dalam bidang rekayasa industri. Pemilik grup ini adalah Eka Putra Wirya, donatur catur yang tidak asing lagi di Indonesia. Even ini hanyalah satu dari sekian banyak even catur yang disponsorinya.
Ddwilomba ini mempertandingkan pemain wanita terbaik Indonesia dan Prancis. Pemian Indonesia MI Irene Kharisma Sukandar menjuarau Kejuaraan Nasional Catur Wanita sebanyak empat kali berturut-turut dari tahun 2006 hingga 2010. Ia juga memenangkan Kejuaran Asia Wanita tahun 2012 dan 2014. Pemain kelahiran Moldova yang menjadi warga negara Pranics MI Almira Skripchenko tidak perlu perkenalan lagi. Ia merupakan salah satu pemain elit dalam dunia catur wanita selama bertahun-tahun. Menilik dari perbedaan rating Elo Sukandar bukan favorit untuk memenagkan dwilomba namun dengan prestasinya yang terus meningkat setelah meraih gelar MI setahun yang lalu apa pun bisa trejadi.
Deilomba ini menghasilkan hanya satu partai yang menentukan yang dimainkan dalam kontrol waktu klasik pada babak 2. Babak 1 dalam klasik dan 2 partai cepat pada babak 3 dan 4 berakhir remis.
Setelah partai pada babak 1 yang berlangsung tenang Skripchenko menunjukkan hasratnya untuk memang pada babak 2. Ia dengan cepat merebut inisiatif. Walau Sukandar berusaha keras menahan tekanan, posisinya hampir tak tertolong lagi pada langkah 41. Pada titik ini yang harus dilakukan oleh MI dari Prancis ini aaalah menjalankan tusukan bidak g4-g5. Anehnya ia memilih lanjutan lain. Hal ini memberikan kesempatan bagi Sukandar untuk mengamankan rajanya. Akhirnya bidak bebas di lajur d Sukandar menentukan hasil permainan.
Sukandar dengan demikian mengalahkan Skripchenko 2,5-1,5. Seperti biasa Sukandar tetap rendah hati. Seusai dwilomba ia berkata kepada wartawan bahwa Skripchenko mungkin mengalami jet lag yang berkontribusi kepada kekalahannya.