Pecatur Inggris Nigel Short mendapat hak untuk menantang Juara Dunia Garry Kasparov pada tahun 1993. Kedua pemain memilih untuk membentuk organisasi baru, Professional Chess Association (PCA), daripada bermain di bawah bendera FIDE. FIDE kemudian memberikan tempat yang kosong ini kepada Jan Timman dan Anatoly Karpov. Timman adalah finalis sementara Karpov adalah semifinalis di Turnamen Kandidat. Keduanya dikalahkan oleh Short. Apakah ada pernyataan dari FIDE tentang semifinalis lainnya, Artur Yusupov? Nol besar.
Paruh pertama, babak 1-12, dari dwilomba Karpov-Timman diadakan di Belanda (Zwolle, Arnhem, dan Amsterdam). Dwilomba hampir-hampir tidak mendapat perhatian dari media masa besar. Namun bukan ini yang menjadi masalah utama. Panitia penyelenggara di Belanda hanya menyediakan 500.000 CHF (franc Swiss) untuk dwilomba ini yang dimaksudkan lebih kepada biaya penyelenggaraan daripada hadiah. Untuk membuat keadaan lebih buruk paruh kedua yang awalnya direncanakan di Oman batal. Negara ini menarik tawarannya. Hingga babak terakhir di Belanda pada 25 September tidak ada kepastian bagaimana dwilomba ini akan dilanjutkan. Timman berkomentar, “Ini pertama kalinya saya pernah bermain dwilomba 12 babak tanpa dibayar.”
FIDE beruntung memiliki Indonesia dan Indonesia beruntung memiliki Bob Hasan. Bob Hasan, saat itu ketua Percasi (Persatuan Catur Seluruh Indonesia), datang sebagai juru selamat. Ia mengambil alih tanggung jawab keuangan untuk menyelenggarakan paruh kedua dwilomba. Total hadiah adalah 1 juta CHF. Jumlah ini tentu saja bukan masalah bagi Bob Hasan, seorang konglomerat terkenal di Indonesia.
Dwilomba itu sendiri tidak semenarik seperti cerita di luar papan. Karpov, veteran dalam dwilomba di tingkat tertinggi, mengontrol jalannya pertandingan. Ia hanya mengambil resiko bilamana perlu. Dwilomba berakhir dengan kemenangan meyakinkan bagi Karpov, 12,5-8,5. Karpov sekali lagi menjadi Juara Dunia FIDE setelah yang pertama pada tahun 1975-85.