1971.??.??-?. Setengah Kompetisi 13 babak. 13 pemain. Gelar MN: Frans Turalakey, Ridwan Gozali.
Sang veteran telah kembali. Terlalu dini untuk menyingkirkan Arovah Bachtiar dari arena catur nasional walaupun ia kalah dalam perebutan gelar dalam dua Kejuaraan Nasional terakhir oleh saingannya yang lebih muda, MI Ardiansyah. Arovah merebut mahkota Kejuaraan Nasional untuk keempat kalinya. Mahkotanya yang pertama hampir 20 tahun yang lalu pada tahun 1953. Sebuah contoh konsistensi yang sukar ditandingi.
Juara bertahan Ardiansyah menyelamatkan muka dengan menempati urutan kedua. Ia tertinggal setengah angka dari Arovah. Namun hasil ini tentu saja tidak cukup bagus bagi pemain terbaik Indonesia saat itu. Ardiansyah masih sangat muda (20 tahun). Lebih penting lagi lawan-lawannya kali ini juga tidak lebih kuat daripada kejuaraan-kejuaraan nasional sebelumnya. Kejuaraan Nasioal tahun lalu malah lebih sulit untuk dimenangkan dengan pemain yang sedang dalam bentuknya Eddy Rusli dan Kuntoro Bessaria ikut serta. Apa yang salah dengan Ardiansyah?
Percasi memberikan gelar Master Nasional kepada lima besar kejuaraan ini. Arovah, Ardiansyah, dan Jacobus sudah mempunya gelar, sehingga gelar ini menjadi milik Frans Turalakey dan Ridwan Gozali.
FIDE secara resmi menerbitkan daftar rating Elo untuk pertama kalinya pada tanggal 1 Januari tahun tsb. Indonesia memiliki empat pemain dalam daftar. Tiga pemain ikut serta dalam even ini. Pemain lainnya adalah MI Max Arie Wotulo dengan Elo 2330. Perhatikan Elo Arovah yang 2400. Saat itu hanya beberapa pemain saja di kawasan Asia-Pasifik yang memiliki Elo lebih tinggi.