Ketika Baris Hutagalung pada puncak permainannya tidak seorang pun yang mampu menghentikannya. Tidak Max Arie Wotulo, tidak Arovah Bachtiar, dan tidak siapa saja. Baris keluar sebagai juara dengan meyakinkan dalam Kejuaraan Nasional Indonesia Ke-6 1960. Ia mengumpulkan 10 VP penuh dari 12 partai untuk menempati tempat pertama. Juara kedua ditempati Max dan Merlep Ginting dengan 9 VP. Arovah dan juara bertahan Abubakar Baswedan menyusul di tempat berikutnya dengan masing-masing memperoleh 8 VP. Baik Max maupun Arovah memiliki SB (Sonneborn Berger) yang lebih baik daripada Merlep dan Abubakar.
Even ini mendapat kehormatan untuk menyambut ketua Percasi (Persatuan Catur Seluruh Indonesia) saat itu, Ds FKN Harahap, sebagai salah seorang peserta. Sampai sekarang hal ini tidak pernah terulang lagi pada kejuaraan nasional berikutnya. Pada waktu itu banyak pengurus Percasi yang juga menjadi pemain catur handal. Sebagai contoh selain Harahap adalah Dame Panggabean, Max Arie Wotulo, GS Pandjaitan dll.
Ini adalah terakhir kalinya Baris menjuarai Kejuaraan Nasional. Menyedihkan untuk mengetahui bahwa beberapa tahun lagi Baris meninggalkan catur selama-lamanya untuk bermain bridge. Sebagaimana sukses sudah menjadi kebiasaannya Baris dengan cepat memperoleh tempat terhormat dalam cabang ini dan menjadi anggota dari regu bridge nasional Indonesia.
Tanpa keragu-raguan Baris M Hutagalung adalah pemain catur Indonesia paling dominan sepanjang tahun 1950-60.