PGN 2020.03.05. 7 partai. Tidak lengkap. Mohon bantuan pembaca untuk melengkapi partai.
Unduh
Mainkan
1976.08.23-09.10. Setengah Kompetisi 15 babak. Rating rata-rata 2304. Kategori III. Norma MI 10. Gelar MI: Giam Choo Kwee. Norma MI: Arovah Bachtiar, Jacobus Sawandar Sampouw, Rico Mascariñas.
Ini adalah kedua kali Indonesia menjadi tuan rumah even catur internasional. Even pertama adalah Turnamen Zonal 10 FIDE 1963.
GM Eugenio Torre menunjukkan kepada setiap orang bahwa ia memiliki kelas tersendiri. Ia menjuarai turnamen dengan mudah. Selisih satu setengah angka adalah Giam Choo Kwee dari Singapura. Ia memperoleh norma MI bersama Arovah Bachtiar dan Jacobus Sampouw, keduanya dari Indonesia, serta pemain Filipina Rico Mascariñas. Norma MI ini adalah yang kedua bagi Giam. Ia kemudian segera diangkat menjadi MI.
Pemain tuan rumah Bing Sardjono, Monang Sinulingga, dan MI Max Arie Wotulo berprestasi kurang layak. Sardjono seharusnya bisa lebih baik mengingat ia menempati peringkat kedua dalam Kejuaaraan Nasioal yang terakhir. Sinulingga belum lagi menunjukkan kemampuan yang sebenarnya setelah namanya melesat di panggung catur nasional pada tahun 1972. Wotulo tidak dapat melawan usia dan barangkali sedang mendekati akhir dari karir caturnya yang sudah mendekati tiga dekade.
Para penggemar catur Indonesia sebelum turnamen dimulai menaruh harapan bahwa MI Ardiansyah untuk dapat melakukan ‘sesuatu’. Ardiansyah berusia 25 tahun dan dalam bentuk terbaiknya. Ia menampilkan permainan yang hebat alam turnamen-turnamen terakhirnya seperti di Olimpiade Nice 1974, IBM 1974, dan Singapura 1975. Pada mulanya Ardiansyah memberi secercah harapan dengan memimpin turnamen. Ia mengantongi 4 angka dari 4 babak pertama. Sayang kemudian dia hanya dapat menambah 2,5 angka lagi hingga turnamen berakhir. Ardiansyah juga kalah w.o. ketika bertemu dengan Arovah Bachtiar.
Apa yang terjadi dengan Ardiansyah? Wartawan tidak dapat memperoleh keterangan dari Ardiansyah yang biasanya bicara apa adanya. Sebuah media Indonesia berspekulasi tentang kemungkinan adanya perintah dari ‘atas’ bagi pemain-pemain Indonesia untuk mendukung Bachtiar dan Sampouw. Para petinggi Percasi (Persatuan Catur Seluruh Indonesia) cepat-cepat menolak gosip ini. Ketua panitia penyelenggara, Teuku Djam Mohamad Said, berkata kepada wartawan, “Saya menolak pendapat umum yang menyebut IMR (IM result atau norma MI) baru ini sebagai hasil permainan sabun. Karena dalam turnamen ini tidak ada permainan sabun.”