Dominos Fritz Kilian Nicolas Harahap pernah menjadi Ketua Umum Percasi selama 8 tahun sepanjang 1956-64. Walaupun ia tidak menjabat lagi di Percasi, ia tetap dipandang sebagai tokoh terkemuka di kalangan masyarakat catur Indonesia. Even ini diadakan oleh Percasi untuk menghargai jasa-jasanya.
Nasib Ginting memenangkan seksi terbuka. Ia unggul dari Hendry Jamals berkat PS (Progressive Score) yang lebih baik. Tempat pertama bagi Nasib ini bukanlah kejutan. Ia telah memantapkan posisinya dalam elit nasional setahun yang lalu ketika ia menjadi terbaik kedua dalam Kejuaraan Nasional. Bersama dengan MI Ardiansyah dan MI Edhi Handoko, ia adalah pemain yang diwaspadai dalam even ini. Berbeda halnya dengan pemain muda berbakat Hendry Jamals. Ia telah dikenal sebagai pemain kuat di Jakarta tapi belum berbicara banyak di tingkat nasional.
Di seksi wanita pemain berusia 15 tahun Upi Darmayana Tamin hampir gagal merebut tempat pertama. Ia kalah kepada pemain yang tidak diunggulkan Wahyuni dan pelajar SD, Susianah Handayani. Untung baginya, ia mampu mengatasi bentuknya yang tidak stabil untuk menundukkan rival terdekatnya Betty Makalew dan Tati Nurachmanti. Tiga pemain ini akhirnya mencetak VP yang sama tapi Upi memiliki SB terbaik untuk mendapatkan trofi turnamen.
Even ini menyaksikan munculnya pemain-pemain muda yang menjanjikan. Selain Hendry Jamals, Upi Tamin, dan Susianah Handayani, Saudara Sitanggang pantas pula dikemukakan. Ia menempati 5 besar di antara pamain-pemain tangguh. Ia mempunyai gaya permainan yang segar dengan naluri kombinasi tajam. Ia membuat pengobanan menteri yang spektakuler dalam kemenangannya melawan Hendry Jamals dan tidak kurang dari Ardiansyah.