1983.11.12-12.12. Setengah Kompetisi 21 babak. 22 pemain. Rating rata-rata 2521. Kategori XI. Norma GM 13,5. Norma MI 9,5. Gelar MF: Utut Adianto Wahjoewidajat, Ediwan Ermansyah Miolo.
Piala Ibu Negara Ke-2 tetap mempertahankan ciri khas edisi pertama: banyak pemain dengan banyak rating. Jumlah pemain sedikit kurang daripada yang pertama namun dengan peningkatan yang cukup berarti dari segi rating. Turnamen ini memiliki kategori XI yang lebih tinggi daripada tahun lalu IX.
Pemain nomor 3 dan 4 di bumi, GM Ljubomir Ljubojević dari Yugoslavia dan GM Ulf Andersson dari Swedia, hadir. GM Yasser Seirawan (AS), GM Jan Timman (Belanda), dan GM Lajos Portisch (Hongaria) juga bergabung di pesta ini. Tiga 2600+ GM tsb tergolong 15 besar di bumi. Raksasa catur Uni Soviet yang tahun lalu absen mengirimkan pemain-pemain kelas satunya GM Oleg Romanishin dan GM Artur Yusupov. Pemain lain yang pantas disebutkan adalah Kandidat Juara Dunia GM Eugenio Torre (Filipina) dan GM András Adorján (Hongaria).
Indonesia memilih wakil-wakilnya berdasarkan alasan-alasan yang jauh lebih baik daripada tahun lalu. Utut Adianto yang berusia 18 tahun adalah Juara Nasional. Ronny Gunawan baru saja meraih gelar MI setelah menjuarai Sirkuit Master Asia 1983 Putaran Pertama di Hong Kong. MI Ardiansyah, MI Edhi Handoko, dan Ediwan Miolo bermain mengesankan dalam Olimpiade terakhir di Lucerne, Swiss. Ardiansyah mencatatkan norma GM-nya yang pertama, Handoko melengkapi gelar MI, dan Miolo menampilkan performa rating Elo sekitar 2400.
Para pemain yang berjumlah 22 orang akan bermain catur dalam waktu sebulan di tiga kota: Jakarta, Yogyakarta, dan Denpasar. Kota-kota tsb adalah tujuan wisata utama di Indonesia.
Setelah menyelesaikan babak 12 turnamen menampakkan siapa saja yang masih berpeluang besar untuk merenggut tropi kejuaraan. Timman berada di tampuk pimpinan dengan 10 VP. Pemain nomor satu Belanda ini menampilkan bentuk terbaiknya sejak permulaan. Ia mengantungi 4 kemenangan berturut-turut pada babak 4-7. Saingan terdekatnya adalah Ljubojević dengan 9 VP. Yusupov berselisih setengah angka di belakang pemain Yugoslavia ini.
Veteran Portisch mungkin harus puas dengan peran pembantu menyusul penampilannya yang kurang mantap. Ia membuat blunder dalam posisi menang melawan Yusupov pada babak 1. Pada babak 12 ia kembali menderita kekalahan, kali ini datang dari MI muda Indonesia, Handoko. Hal yang sama dapat dikatakan untuk unggulan kedua Andersson. Gaya permainannya yang cenderung menggilas lawan-lawannya dalam permainan akhir yang panjang tidak begitu cocok dalam turnamen raksasa seperti ini. Favorit lainnya Seirawan terlalu lambat untuk menyesuaikan dengan atmosfir pertandingan. Pada dua babak pertama ia kalah dari rekan-rekan senegaranya GM James Tarjan dan GM Ronald Henley. Sejauh ini ia hanya mecetak 6 VP dari 12 partai.
Timman tetap memimpin pada sisa babak. Yusupov merupakan satu-satunya pemain yang tetap membayanginya setelah Ljubojević kalah pada babak 13 dan 14. Timman akhirnya memastikan gelar juara dengan sisa satu babak. Ia mengalahkan Romanishin pada babak 20 yang menghilangkan harapan Yusupov untuk menyusulnya. Pemain Uni Soviet ini bahkan harus menyerahkan posisi kedua kepada Portisch. Ia kalah pada babak terakhir dari pemain Jerman Barat GM Eric Lobron.
Dari pemain-pemain tuan rumah hanya Ronny Gunawan yang mampu mencetak angka 50% atau lebih. Kartu As Indonesia Ardiansyah gagal mengulangi penampilan gemilangnya tahun lalu. Ia mula-mula bermain cukup baik pada 5 babak pertama dengan mencetak 3,5 VP. Hanya Timman dan Yusupov yang mampu mencetak angka lebih baik. Ardiansyah di antaranya menundukkan GM Krunoslav Hulak dan pemain yang sukar dikalahkan GM Adorján. Namun tiba-tiba ia kalah …7 kali berturut-turut. Ia bangkit pada 4 babak terakhir tapi harapannya untuk meraih norma GM telah punah.