Handoko menjuarai turnamen kategori X untuk pertama kali dalam hidupnya dan ia melakukannya dengan meyakinkan. Ia menang lima kali dan hanya kalah sekali. Ia menyingkirkan GM-GM kuat: Vladislav Tkachiev, Grigory Serper, Zbyněk Hráček, Pavel Blatný, dan pemain-pemain terbaik Cina Xú Jùn, Yè Jiāngchuān, Xiè Jūn, dan Yè Róngguāng.
Kemenangan ini juga berarti bahwa Handoko memperoleh norma GM-nya yang ketiga. Dengan demikian Handoko berhak menyandang gelar GM yang selama ini diidam-idamkannya. Apakah akhirnya Handoko telah mentas? Tidak dapat dikatakan begitu. Handoko telah berusia 34 namun bahwa ia mendapatkan GM-nya benar- benar melegakan. Sungguh tidak dapat diterima akal sehat bila seorang pemain dengan bakat demikian hebat harus mengakhiri karirnya tanpa gelar GM.
Pada waktu lampau kita memiliki pemain-pemain yang mensia-siakan norma GM-nya karena mereka tidak dapat melengkapinya menjadi gelar GM penuh dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Contohnya adalah MI Ronny Gunawan (mendapat norma GM di Jakarta 1986) dan MI Denny Juswanto (Wotulo Memorial 2001, Makita Lakoni 2004).